KANKER USUS BESAR
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Yang Diampu Oleh :
Bu Nur Ngazizah, S.si
Disusun oleh :
Dwi Wahyuni (082150018)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2008
KANKER
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang kanker.
1. Setiap orang mempunyai sel kanker di dalam tubuh. Sel-sel kanker ini tidak terlihat dalam tes standard hingga mereka berkembang biak menjadi bermilyar milyar. Ketika dokter mengatakan kepada pasien kanker bahwa tidak ada lagi sel kanker di tubuh mereka setelah perawatan, itu berarti bahwa tes yang dilakukan tidak mampu mendeteksi sel kanker karena sel kanker tersebut tidak sampai pada jumlah yang dapat diprediksi.
2. Kanker sel terjadi antara 6 sampai 10 kali di dalam hidup manusia.
3. Ketika kekebalan tubuh manusia kuat, sel-sel kanker akan rusak dan dicegah dari pembiakan dan pembentukan tumor.
4. Ketika seseorang mengidap kanker, diindikasikan orang tersebut mempunyai beragam gangguan nutrisi. Hal ini bisa disebabkan oleh factor genetik, lingkungan, makanan dan gaya hidup.
5. Untuk menanggulangi beragam gangguan nutrisi, mengubah diet dan termasuk suplemen akan menguatkan kekebalan imun.
6. Kemoterapi melibatkan sel kanker beracun yang tumbuh dengan cepat dan juga merusak sel sehat yang tumbuh dengan cepat di sumsum tulang, organ bagian dalam dan dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati, ginjal, jantung, paru-paru, dsb.
7. Radiasi ketika menghancurkan sel kanker, juga membakar dan merusak sel sehat, jaringan dan organ.
8. Perawatan awal dengan kemoterapi dan radiasi akan sering mengurangi ukuran tumor. Akan tetapi penggunaan kemoterapi dan radiasi yang berkepanjangan tidak menghasilkan kehancuran tumor.
9. Ketika tubuh telah banyak mempunyai racun yang terbakar akibat kemoterapi dan radiasi, sistem imun yang dibinasakan karenanya akan lemah dari berbagai macam infeksi dan komplikasi.
10. Kemoterapi dan radiasi bisa mengakibatkan sel kanker bermutasi dan menjadi bersifat menentang serta sulit dihancurkan. Pembedahan juga dapat mengakibatkan sel kanker menyebar ke bagian lain.
11. Sebuah cara yang efektif adalah membuat sel kanker lapar dengan cara tidak memberinya makanan yang dapat menyebabkannya berkembang biak.
12. Protein hewani sulit untuk dicerna dan membutuhkan banyak enzim pencernaan. Daging yang tidak dicerna secara sempurna, sisanya di dalam isi perut menjadi antaran untuk membangun racun.
13. Dinding kanker dialasi oleh protein yang tangguh. Mempertahankan diri dengan memakan sedikit daging dapat membebaskan enzim untuk melawan dinding protein sel kanker dan membiarkan sel pembunuh dalam tubuh menghancurkan sel kanker.
14. Beberapa suplemen membangun kekebalan imun (IP6, Flor-ssence, Essiac, anti oksidan, vitamin, mineral, EFA, dll) dan memungkin kan sel pembunuh dalam tubuh menghancurkan sel kanker. Suplemen-suplemen lain seperti vitamin E diketahui menyebabkan apoptosis, atau pemrograman kematian sel, metode tubuh normal dari penempatan sel yang rusak, tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan.
15. Kanker adalah penyakin pikiran, tubuh dan jiwa. Semangat yang proaktif dan positif akan membuat selamat. Kemarahan, tidak memaafkan dan kepahitan menempatkan tubuh ke dalam keadaan penuh stress. Belajarlah mempunyai semangat mencintai dan memaafkan. Belajarlah santai dan menikmati hidup.
16. Kanker sel tidak dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan beroksigen. Berolahraga setiap hari, dan bernapas dengan dalam membantu mendapatkan oksigen lebih banyak. Terap Perawatan awal dengan kemoterapi dan radiasi akan sering mengurangi ukuran tumor. Akan tetapi penggunaan kemoterapi dan radiasi yang berkepanjangan tidak menghasilkan kehancuran tumor.
17. Ketika tubuh telah banyak mempunyai racun yang terbakar akibat kemoterapi dan radiasi, sistem imun yang dibinasakan karenanya akan lemah dari berbagai macam infeksi dan komplikasi.
18. Kemoterapi dan radiasi bisa mengakibatkan sel kanker bermutasi dan menjadi bersifat menentang serta sulit dihancurkan. Pembedahan juga dapat mengakibatkan sel kanker menyebar ke bagian lain.
19. Sebuah cara yang efektif adalah membuat sel kanker lapar dengan cara tidak memberinya makanan yang dapat menyebabkannya berkembang biak
20. Oksigen adalah cara lain untuk menghancurkan kanker.
SEL KANKER HIDUP DENGAN:
§ Gula adalah umpan kanker. Dengan mengurangi gula, berarti juga mengurangi suplai makanan penting bagi sel kanker. Pengganti gula seperti NutraSweet, Equal, Spoonful, dll dibuat dengan aspartam dan itu berbahaya. Pengganti alami yang lebih baik dapat berupa madu atau tetes tebu tetapi dalam jumlah yang amat sedikit. Garam meja mempunyai tambahan kimia untuk membuat warnanya putih. Alternatif yang lebih baik adalah dengan garam laut.
§ Susu membuat tubuh memproduksi mucus, terutama di organ bagian dalam. Kanker diumpan oleh mucus. Dengan mengurangi susu dan menggantikan dengan susu kedelai tawar sel kanker akan kelaparan.
§ Sel kanker tumbuh dengan subur di lingkungan asam. Diet anti daging adalah bersifat asam, yang terbaik adalah memakan ikan dan ayam daripada daging sapi atau babi. Daging juga mengandung antibiotik ternak yang menumbuhkan hormon dan parasit yang berbahaya, terutama bagi penderita kanker.
§ Diet dengan 80% sayur dan buah segar, biji-bijian dan kacang-kacangan membantu tubuh dalam lingkungan alkalin. 20%nya bisa diperoleh dari makanan matang termasuk kacang. Sayur segar menyediakan enzim hidup yang mudah diserap dalam 15 menit untuk memelihara dan meningkatkan pertumbuhan sel sehat. Untuk memperoleh enzim hidup untuk membangun sel sehat, cobalah minum jus sayur segar (semua sayuran termasuk kacang2an) dan makan sayuran mentah 2 atau 3 kali sehari. Enzim rusak pada temperature 104 derajat Farenheit atau 40 derajat Celcius.
§ Hindari kopi, teh, dan coklat yang mempunyai kafein tinggi. Teh hijau adalah alternative terbaik yang mempunyai sel penumpas kanker. Yang terbaik meminum air bersih atau air yang telah disaring untuk menghindari racun dan logam berat dalam air ledeng.
Umumnya orang berasumsi bahwa penyakit kanker disebabkan karena faktor genetik dan tidak bisa dihindari. Namun, menurut the American Cancer Society, perilaku hidup yang sehat ternyata dapat mencegah sekitar separuh dari kematian akibat kanker
Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Ada lima stadium dengan sifat masing-masing dan besaran kemungkinan bertahan hidup yang semakin kecil bagi pasien.
Ciri-ciri gejala dan penyebab kanker usus (rektum)
Gejala
· Pendarahan pada rektum, rasa kenyang bersifat sementara, atau kram lambung serta adanya tekanan pada rektum.
· Adanya darah dalam tinja, seperti terjadi pada penderita pendarahan lambung, polip usus, atau wasir.
· Pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.
Penyebab
· Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.
· Pola makan yang buruk, antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
· Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.
· Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
· Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.
· Obesitas.
· Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
Pemeriksaan medis
· Fiberoptik kolonoskopi: Memasukkan sejenis pipa terbuat dari serat optik ke dalam usus melalui anus (dubur). Kamera yang terdapat pada alat itu bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan apakah dalam usus terdapat polip atau tidak.
· CT Scan.
· Pemeriksaan darah: Menentukan tumor marker CEA (carcino-embryonis antigen) dalam darah.
Perawatan
· Kemoterapi
· Radiasi
· Operasi:
Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat.
Pemotongan usus besar yang sakit, dan menyambungkan kembali dua ujung bagian usus besar yang sehat.
· Teknik laparoskopi: Melalui beberapa lubang kecil yang dibuat dibeberapa titik di perut. Operasi dilakukan dengan alat-alat kecil yang dioperasikan lewat lubang-lubang itu dan dipantau lewat layar monitor.
Pencegahan
· Konsumsi banyak makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
· Asam lemak omega-3, yang banyak terdapat dalam ikan tertentu.
· Kosentrasi kalsium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
· Susu yang mengandung Lactobacillus acidophilus.
· Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
· Hidup rileks dan kurangi stres
Deteksi Dini
Seperti halnya deteksi dini kanker mulut rahim menggunakan papsmear atau untuk kanker payudara memakai mamografi, terhadap kanker kolon pun bisa dilakukan deteksi dini.Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun.
Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi.
“Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya,” kata dr Aru W Sudoyo, konsultan hematologi dan onkologi medik dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media Indonesia, pekan lalu di ruang kerjanya.
Apalagi bagi mereka yang telah mengalami gejala, seperti perdarahan pada saat buang air besar dan tertutupnya jalan usus atau penyumbatan,” lanjut Aru, deteksi dini sangat disarankan. Beberapa prosedur deteksi dini kanker kolon antara lain:
· Pemeriksaan colok dubur oleh dokter bila seseorang mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut sekaligus untuk mengetahui adanya kelainan pada prostat.
· Setelah itu, dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. Kemudian pemeriksaan secara visual dengan endoskopi di kolon atau disebut kolonoskopi. Pem eriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun.
· Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan.
· Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi.
· Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu sentimeter. Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi.
INILAH.COM, Jakarta - Kanker usus besar adalah salah satu jenis kanker yang cukup sering ditemui, utamanya pada pria dan wanita berusia 50 atau lebih.
Pada pria, kanker usus besar menempati urutan ketiga sebagai kanker tersering yang ditemui setelah kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada peremuan, kanker ini pun menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan paru-paru.
Dari berbagai laporan, di Indonesia terdapat kenaikan jumlah kasus (kanker usus besar), meskipun belum ada data yang pasti.
Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).
Pada stadium awal, adenoma dapat diangkat dengan mudah. Hanya saja pada stadium awal ini, seringkali adenoma tidak menampakkan gejala apapun, sehingga tidak terdeteksi dalam waktu relatif lama. Padahal, adenoma yang awalnya tak menimbulkan keluhan apapun ini, pada suatu saat bisa berkembang menjadi kanker yang menggerogoti semua bagian dari usus besar.
Gejala awal yang tidak khas ini membuat banyak penderita kanker usus besar datang ke rumah sakit ketika perjalanan penyakit sudah demikian lanjut. Upaya pengobatan pun menjadi sulit.Kunci utama keberhasilan penanganan kanker usus besar adalah ditemukannya kanker dalam stadium dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif.
Sayangnya, hal seperti ini sangat jarang. Yang kerap terjadi adalah kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga harapan penderita untuk bertahan hidup menjadi sangat kecil.
Jika kanker usus besar ditemukan pada stadium I, peluang penderita untuk hidup hingga lima tahun mencapai 85-95%. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu mencapai 60-80%, pada stadium III sekitar 30-60%, dan stadium IV sekitar 25%. Ini artinya, bila ada 100 penderita kanker usus besar stadium IV, maka yang masih hidup sampai lima tahun hanya lima orang.
Makanan Cepat Saji Picu Kanker Usus Besar
JAKARTA – Kebiasaan menyantap makanan cepat saji seolah menjadi tren saat ini. Iklan dan promosinya memang lumayan menggoda selera, tapi kalau sampai berlebihan, kanker usus besar bisa mengintai.
Walau belum menjadi momok mengerikan seperti jenis kanker lain, kanker usus besar lumayan berbahaya. Situs berita HealthDaysNews belum lama ini menyatakan tahun ini di Amerika Serikat (AS) saja sudah ada 57.000 orang meninggal akibat kanker usus besar. Mayoritas (97 persen) penderitanya adalah mereka yang berusia di atas 40 tahun. Di Indonesia pasiennya belum terdeteksi secara pasti. Namun Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan setiap tahun menerima 50 pasien baru penderita kanker usus besar.
Sedemikian besarnya risiko kanker usus besar ini kian mengintai, sampai-sampai di AS bulan Maret ini ditetapkan sebagai bulan kewaspadaan terhadap kanker usus besar. Hal tersebut diakibatkan semakin banyaknya orang di AS yang mengonsumsi makanan siap saji yang notabene memiliki kandungan serat sangat rendah. Kepada mereka yang sudah punya gejala kanker usus besar, diharuskan mengonsumsi banyak sayuran, buah dan zat besi. ”Tapi yang paling penting adalah kedisiplinan mereka,” ujar Dr. David A. Johnson, kepala bagian gastrieoterologi di Eastern Virginia School of Medicine.
Siapa yang berpotensi kena kanker usus besar? Tentu saja mereka yang paling sering mengonsumsi makanan berlemak seperti yang disajikan pada rumah makan cepat saji. Makanan berlemak seperti hamburger, ayam goreng, kentang goreng, dan sejenisnya hanya akan memperlambat waktu transit makanan. Zat karsinogenik yang terkandung dalam makanan tadi akan lama mengendap di dinding usus sehingga memicu pertumbuhan kanker di sana.
Siapa yang berpotensi kena kanker usus besar? Tentu saja mereka yang paling sering mengonsumsi makanan berlemak seperti yang disajikan pada rumah makan cepat saji. Makanan berlemak seperti hamburger, ayam goreng, kentang goreng, dan sejenisnya hanya akan memperlambat waktu transit makanan. Zat karsinogenik yang terkandung dalam makanan tadi akan lama mengendap di dinding usus sehingga memicu pertumbuhan kanker di sana.
Penelitian tentang hubungan antara konsurnsi serat dengan pencegahan kanker usus terus dilakukan di banyak negara. Temuan terbaru tahun 2003 di Eropa, disebutkan bahwa peningkatan konsumsi serat pada masyarakat Eropa hingga 30 gram per hari dari sebelumnya hanya 15 gram per hari, terbukti dapat mengurangi risiko pembentukan kanker usus hingga 40 persen.
Deteksi Dini
Deteksi Dini
Langkah terbaik adalah, pada usia antara 30-40 tahun mulai memeriksakan diri ke dokter. Ini bermanfaat bagi deteksi dini pertumbuhan kanker usus besar. Gejala kanker ini nyaris mirip dengan diare, yaitu adanya darah dalam tinja. Gejala akhir termasuk pucat, sakit pada umumnya, malnutrisi, lemah, kurus, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.
Kalau memang ditemukan tanda-tanda tersebut dokter akan mengambil tindakan berupa kolonoskopu, sigmoidoskopi atau tes darah. Kolonoskopi adalah prosedur memasukkan tabung panjang berkamera ke dalam usus besar melalui lubang anus. Dari sini bisa terlihat jelas bagian mana saja yang sudah terkena kanker. Sedangkan sigmoidoskopi merupakan prosedur yang hampir serupa yang terbatas memonitor bagian usus yang bernama sigmoid.
Daripada harus mengikuti prosedur ”mengerikan” seperti di atas, bukankah sebaiknya kita membiasakan diri dengan pola makan sehat? Sebenarnya mudah saja, kata kuncinya adalah makanan berserat. Mengkonsumsi makanan berserat banyak manfaatnya. Serat merupakan bagian dari tumbuhan yang tak sepenuhnya dapat diserap, sehingga menambah massa dalam tinja. Hal ini akan memicu pergerakan tinja dalam usus, yang akan menimbulkan keteraturan pergerakan usus.
Dengan banyak makan makanan berserat, maka jadwal buang air besar akan lebih teratur.Buang air besar yang teratur akan memperpendek lamanya tinja berada di usus, sehingga memperkecil penyerapan zat-zat berbahaya oleh dinding usus. Hal ini akan mengurangi kemungkinan mendapat kanker usus di kemudian hari. Serat dapat diperoleh dari beras, sayuran, beras merah, gandum, kacang, popcorn, dan tentunya dari sayuran dan buah-buahan. Tentu saja, semua bahan makanan itu jauh lebih murah daripada harga makanan di restoran cepat saji.
Kacang Yunani Anti kanker dan Sehatkan Jantung
Di balik kelezatan dan aroma sedap almond, terdapat zat-zat gizi yang menyehatkan. Asam lemak tak jenuh yang dikandungnya, mengurangi risiko gangguan jantung, hipertensi, dan stroke. Seratnya dapat mencegah kanker usus besar. Bahan makanan ini kaya protein, vitamin, dan mineral yang sangat berguna bagi kesehatan.
Masyarakat dewasa ini sangat banyak yang menghindari konsumsi lemak karena berkonotasi dengan timbulnya obesitas dan berbagai penyakit degeneratif. Ketakutan yang berlebihan terhadap lemak, mengakibatkan sebagian masyarakat bersikap fobia terhadap zat gizi tersebut. Bagaimanapun, lemak tetap dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi dan pelarut berbagai vitamin (A, D, E, dan K).
Pengetahuan masyarakat tentang lemak harus ditingkatkan agar kita bisa membedakan antara lemak nabati dan lemak hewani. Tidak seperti lemak hewani, lemak nabati sedikit kadar lemak jenuh, tetapi tinggi lemak tidak jenuh yang justru baik bagi kesehatan. Contoh bahan pangan sumber lemak nabati adalah nut dan kacang-kacangan.
Jenis nut yang populer saat ini adalah almond. Hingga saat ini, masyarakat awam sering menyebut almond sebagai kacang. Sesungguhnya almond bukanlah kacang (leguminosa), tetapi merupakan biji pohon almond, sehingga lebih dikenal dengan istilah tree nut.
Pohon almond masih satu famili dengan pohon peach, ceri, dan aprikot. Termasuk ke dalam kelompok nut tersebut adalah almond, hazelnut, macadamia, pecan, dan walnut. Sementara peanut (kacang tanah) tergolong kelompok kacang.
Dalam sejarahnya, kepopuleran almond tidak hanya bertumpu pada kelezatan cita rasa dan flavornya yang unik, tetapi juga didukung oleh bukti-bukti ilmiah tentang manfaatnya bagi kesehatan masyarakat.
MUFA
Almond sangat sedikit mengandung asam lemak jenuh, tetapi sebaliknya kaya akan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fat), khususnya asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid = MUFA), serta didukung oleh vitamin, mineral, dan serat pangan yang memadai. Komposisi lemak yang demikian sangat baik bagi penurunan kadar kolesterol yang secara langsung akan mencegah aterosklerosis dan semua dampak buruknya, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.
Almond sangat sedikit mengandung asam lemak jenuh, tetapi sebaliknya kaya akan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fat), khususnya asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid = MUFA), serta didukung oleh vitamin, mineral, dan serat pangan yang memadai. Komposisi lemak yang demikian sangat baik bagi penurunan kadar kolesterol yang secara langsung akan mencegah aterosklerosis dan semua dampak buruknya, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa MUFA yang merupakan asam lemak dominan pada almond dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), tetapi tidak mengubah posisi HDL (kolesterol baik) walaupun konsumsi lemak dari makanan cukup tinggi. Dengan demikian, rasio HDL terhadap LDL tetap tinggi, sehingga menurunkan risiko terkena penyakit jantung.
Konsumsi almond dalam jumlah wajar ternyata tidak berdampak kepada kenaikan berat badan, sehingga baik untuk dikonsumsi oleh semua orang, termasuk yang overweight dan obesitas. Suatu hasil penelitian yang dimuat pada International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorder edisi November 2003, menunjukkan bahwa diet yang diperkaya almond lebih dapat membantu orang obesitas untuk mengurangi berat badan, ketimbang diet rendah kalori dan tinggi karbohidrat kompleks.
Konsumsi satu takaran saji almond (20-25 biji) akan menghasilkan 15 gram lemak, lebih dari 90 persen merupakan asam lemak tidak jenuh. Dari total asam lemak tidak jenuh yang terkandung pada almond, 70 persen di antaranya adalah MUFA.
The American Heart Association merekomendasikan agar sumbangan energi yang berasal dari lemak tidak lebih dari 30 persen, dengan rincian 10 persen berasal dari lemak jenuh, 10 persen lemak tidak jenuh tunggal (MUFA), dan 10 persen lemak tidak jenuh ganda (PUFA).
| |
| |
Kasus kanker usus besar atau kolorektal menempati urutan enam dari sepuluh penyakit serius yang paling banyak diderita penduduk Menurut penelitian Aru Wisaksono Sudoyo dari dokter dari Divisi Hematologi Onkologi Medik FK Universitas Selain pola makan yang salah dan tidak sehat itu diperburuk oleh kebiasaan merokok, minum alkohol, soda, minuman berpewarna sintetik yang kaya zat karsinogen. Susahnya, lanjut Aru, gejala penyakit berbahaya ini nampak sepele dan lebih mirip penyakit sembelit yakni sukar buang air besar dan daerah di sekitar perut terasa mual dan agak nyeri. Untuk itu dia menyarankan agar para eksekutif muda yang mempunyai keluhan kesehatan seperti itu segera melakukan pemeriksaan screening atau peneropongan jaringan usus besar dengan menggunakan peralatan endoskopi. Sementara itu dr. Agus Sudiro Waspodo mengatakan kanker kolorektal patut diwaspadai jika telah timbul gejala berupa sumbatan usus atau perdarahan lewat anus, biasanya kanker sudah mencapai stadium tiga atau empat. "Harapan untuk sembuh tipis. Karenanya perlu deteksi dini, terutama pada mereka yang berusia di atas 40 tahun," ujarnya. Menurut Agus, kanker kolorektal jika ditangani dengan benar memiliki kesempatan sembuh hingga 50%-70% dengan operasi tetapi harus ditemukan dalam stadium dini, yaitu saat kanker masih ada di dinding lapisan dalam usus. Pada saat ini kanker bisa disembuhkan dengan pengambilan tumor atau pemotongan usus tempat tumor berada lalu usus yang bebas tumor itu disambung lagi dengan bagian usus yang sehat. Angka harapan hidup lima tahun adalah 90% pada kanker yang masih bersifat lokal, 58% pada kanker regional (menyebar di sekitar), dan hanya 5% jika telah menyebar jauh. Keluhan lain dari kanker kolorektal adalah nyeri perut, muntah, perubahan pola buang air (sulit), tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan. Deteksi dini bisa dilakukan dengan cara kolonoskopi atau sigmoidoskopi, yaitu pemeriksaan usus lewat teropong yang dimasukkan dari dubur setiap 3-5 tahun pada pria ataupun wanita yang berusia diatas 50 tahun serta pemeriksaan darah. Bagi yang berusia di atas 40 tahun cukup setahun sekali dengan metode colok dubur. "Tapi ada cara yang sangat mudah untuk mewaspadai kanker ini. Deteksi dini bisa dilakukan dengan memeriksa tinja saat buang air besar (BAB). Jika ada darah pada saat BAB, bisa diwaspadai sebagai kanker kolorektal," ujar Kepala Instalasi Endoskopi RSKD itu. Meski begitu darah pada tinja juga belum tentu menunjukkan kanker. Harus diperiksa lebih lanjut penyebab darah ini. Karena, darah di tinja menunjukkan ada luka pada dinding usus bisa karena radang, infeksi, pembuluh darah pecah, diare, juga kembung. Karena sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti kanker kolorektal. Maka langkah-langkah pencegahan lah yang dianjurkan dan secara disiplin dijalankan. Sebagai senjata untuk melawan paparan zat karsinogenik yang diduga menjadi salah satu penyebab kanker adalah dengan cara menghindari makanan yang kaya zat karsinogenik. Makanan yang termasuk kaya zat karsinogenik a.l asam lemak dari makanan tinggi lemak jenuh, cairan empedu, daging asap, makanan yang diawetkan, alkohol dan rokok "Sebagai anjuran untuk mencegah kanker kolorektal adalah mengonsumsi makanan berserat tinggi alami yaitu sayuran dan buah-buahan," kata Aru. Sebagai sifat alaminya, serat akan menyerap air serta zat karsinogenik yang ada di dalam usus, sehingga memperbesar berat dan volume tinja. Hal ini akan meningkatkan gerak peristaltik usus untuk mendorong tinja keluar. "Ini artinya kontak dinding usus dengan zat karsinogenik makin singkat, sehingga tidaksempat mengubah sel menjadi ganas," tambah Agus. Zat antikanker Selain menghindari makanan kaya zat karsinogenik itu, disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan pencegah kanker yang kaya zat antikanker. Beberapa jenis makanan dikenal mengandung zat antikanker a.l. bawang putih, bawang bombay, jeruk, anggur, strawberi, apel, semangka, ubi, dan ketimun. Konsumsi ikan juga bisa menurunkan risiko kanker kolorektal. Selain itu vitamin A, C, dan E diduga mempunyai kemampuan sebagai anti kanker. Sedangkan, kalsium diduga mempunyai efek proteksi terhadap kanker kolorektal karena mengikat lemak dan asam empedu dalam usus. Di antara makanan pencegah kanker kolorektal tadi sebetulnya ada jenis makanan yang murah sekaligus mudah untuk ditemukan. Sebut saja tahu, tempe, pisang dan teh. Sejak lama tahu dan tempe diketahui mengandung isoflavon dalam jumlah tinggi. Zat ini dikenal juga sebagai anti oksidan yang dapat mencegah terjadinya kanker dan gangguan jantung. Selain pada tahu dan tempe, isoflavon juga dapat Anda temukan dari semua makanan dengan bahan dasar kedelai. Isoflavon utama yang dikandung oleh kacang kedelai adalaH daidzein dan genistein. Tetapi produk kedelai umumnya mengandung lebih banyak genistein dibandingkan daidzein, tentu saja dengan variasi jumlah tergantung produknya.Mengonsumsi makanan kaya isoflavon tidak hanya bermanfaat menghantam kanker, tetapi juga bermanfaat menghambat masalah osteoporosis dan menopause. American Heart Association pun hingga mengeluarkan rekomendasi agar setiap orang mengonsumsi kedelai dan olahannya misalnya susu kedelai. Sedangkan pisang selain kaya serat juga dipenuhi vitamin B6 dan folat yang memiliki efek pencegah timbulnya kembali adenoma (luka) di daerah kolorektal pada lansia. Dengan mengonsumsi sebuah pisang seberat 120 gram Anda sudah mendapatkan 0,70 milligram vitamin B6 dan 26 mikrogram folat. Tak mengherankan jika dalam literatur sejarah disebutkan bahwa suku-suku Amazon yang banyak mengonsumsi pisang tidak pernah menderita kanker ini. Yang unik tentu saja teh sebab seluruh jenis teh baik hijau, kuning, merah hingga teh hitam sejak lama dikenal khasiatnya oleh orang China. Tetapi simbol minuman kesehatan tetap saja teh hijau. Teh hijau selain kaya akan vitamin C, vitamin B terutama tiamin (150-600 mg) dan riboflavin (1,3-1,7 mg) didalamnya juga terdapat polifenol yang mempunyai banyak khasiat kesehatan. Polifenol adalah antioksidan yang kekuatannya 100 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E.[EMAIL PROTECTED]OlehAlgoothPutranto Wartawan Bisnis Indonesia | |
|
www//google.co.di//2008.12.05//kanker,kanker usus//
KESIMPULAN
Dengan kolonoskopi dapat dilihat kelainan berdasarkan gambaran makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. Aru mengatakan dengan deteksi dini diharapkan kanker kolon dapat segera ditangani atau diterapi. Beberapa terapi, seperti kemoterapi dan radiasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker k Kolom (termasuk rektum) merupakan tempet keganasan tersering dari keganasan pencernaan. Kangker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibandingkan kanker rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serika, baik pada pri maupun pada wanita (cancer facts and figures, 1991). Ini adalah penyakit budaya barat.Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini tiap tahunnya.Insidensnya meningkat sesuai dengan usia, kebannyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun. Kanker ini jarang banyak ditemukan dibawah usia 40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat kolitis ulseratif atau poliposis familial (pembentukan ulkus polip adenomatosa multiple dengan kecenderungan yang besar kearah keganasan, melapisi membrane intestinum terutama kolon, dan mulai usia pubertas). Kedua kelamin terserang sama seringnya, walau kanker kolon lebih sering pada wanita, sedangkan lesi pada rectum lebih sering pada pria.
Distribusi tempat kanker pada bagian-bagian kolon adalah sebagai berikut Asendens : 25 %
Transversa : 10 %
Desendens : 15 %
Sigmoid : 20 %
Rectum : 30 %
Namun pada tahun-tahun terakhir, diketemukan adanya pergeseran yang mencolok pada distribusinya. Insidens kanker pada sigmoid & area rectal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asensdens menungkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari jumlah tersebut meninggal dunia setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup dibawah 5 tahun adalah 40-50 %, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metatase (transfer penyakit dari satu organ / bagian tubuh ke organ / bagian ke yang lain yang tidak lamgsung berhubungan dengannya, dapat di sebabkan oleh transfer mikroorganisme patogenik / transfer sel). Kebannyakan orang asimptomatis dalam jangka waktu yang lama dan mencari bantuan kesehatan hannya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau pendarahan rectal.
B.ETIOLIGI
Penyebab nyata dari kanker kolerectal belum diketahui secara pasti, namun factor resiko & factor presdisposisi telah diidentifikasi. Faktor resiko yang mungkin adalah riwayat kanker payudara dan tumor uterus atau kanker kolon atau polip dalam keluarga: riwayat penyakit usus inflamasi kronis.
Faktor predisposisi yang penting adalah adanya hubungann dengan kebiasaan makan, karena kanker kolorektal (seperti juga divertikulosis / adanya divertikula tanpa adannya tanda peradangan) adalah sekitar 10 kali lebih banyak pada penduduk di dunia barat, yang mengkonsomsi lebih bannyak makanan yang mengandung karbohidrat refined dan rendah serat kasar, dibandingkan penduduk primitive (afrika) dengan diet kaya serat kasar, Burkitt (1971) mengemukakan bahwa diet rendah serat, tinggi karbohidrat refined mengakibatkan perubahan pada flora feses dan perubahan degradasi garam-garam empedu atau hasil. Pemecahan protein dan lemak, dimana sebagian dari zat-zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat yang berpotensi karsinogenik ini dalam fases yang bervolume lebih kecil. Selain itu, masa transisi feses meningkat, akibatnya kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan mukosa usus bertambah lama.
C.PATOFISIOLOGI
Kanker kolon dan reterutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam setrukur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar kebagian tubuh yang lain (paling sering ke hati)
Kanker kolorektal dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
- Secara infiltratif langsung ke sturktur yang berdekatan;seperti ke dalam kandung kemih.
- Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
- Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke system portal.
- Penyebaran secara transperitoneal
- Penyebran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus dan pendarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain.
Prognosis relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat rseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila terjadi metastase ke kelenjar linfe. Dengan mengunakan metode Dukes, kanker kolorektal digolongkan berdasarkan metastasenya :
Stadium A : tumor dibatasi mukosa dan submukosa saja
Stadium B : kanker yang sudah menembus usus ke jaringan diluar rectal tanpa keterlibatan modus limfe
Stadium C : invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional
Stadium D : metastase regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar i | Gambar ii |
Ganbar iii | Gambar iv |
Gambar v | Gambar vi |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar